Omicron redam kemeriahan tahun baru di seluruh dunia

Kota-kota dari Paris hingga Kuala Lumpur membatalkan perayaan keramaian, namun London tetap mengadakan pesta pergantian tahun.

Ilustrasi Omicron. Foto Pixabay.

Pandemi Covid-19 terutama varian Omicron meredam perayaan tahun baru di sebagian besar belahan dunia. Kota-kota dari Paris hingga Kuala Lumpur membatalkan perayaan keramaian. Namun, London mengadakan pesta menit terakhir pergantian tahun di televisi, dan Cape Town mencabut jam malam yang sudah berlangsung lama.

Reuters, Sabtu (1/1), menuliskan jam tengah malam berlalu di Paris tanpa pertunjukan kembang api atau set DJ yang direncanakan karena pejabat kota membatalkan acara yang direncanakan di Champs-Elysees. Para pakar menyatakan pertemuan massal akan terlalu berisiko.

Di tempat lain di seluruh dunia, acara diperkecil atau dibatalkan secara langsung, seperti kembang api tradisional di atas Menara Petronas di Kuala Lumpur. Di Belanda, orang-orang tak boleh bergerombol lebih dari empat orang di luar ruang. Polisi juga membubarkan beberapa ribu orang yang telah berkumpul di Dam Square Amsterdam. Kendati demikian, di London setelah pertunjukan kembang api dibatalkan sejak Oktober, para pejabat mengumumkan pada hari Jumat bahwa perayaan yang sama akan tersiar di televisi. Big Ben berdering di Tahun Baru untuk pertama kalinya sejak 2017 setelah restorasi.

"Saya akan mendorong semua orang untuk menikmati Tahun Baru dengan cara yang masuk akal dan hati-hati, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menonton acara London di TV," kata Wali kota London Sadiq Khan.

Sebelumnya, Inggris menerbitkan sebuah studi tentang Covid-19 yang menyatakan orang-orang dengan Omicron sepertiganya harus menjalani rawat inap. Jumlah ini tidak lebih parah dari Delta. Kepala Penasihat Medis di Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Susan Hopkins, mengatakan hasil penelitian ini cukup menggembirakan. Meski begitu, banyak negara telah menerapkan kembali pembatasan untuk mencegah sistem kesehatan kewalahan.