Pemilu Malaysia terberat bagi koalisi penguasa

Pemilu Malaysia kali ini menjadi episode paling menegangkan yang mengadu dua raksasa koalisi Najib Razak melawan politisi gaek Mahathir.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dari Barisan Nasional (National Front) menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya dalam pemilhan umum, di tempat pemungutan suara di Pekan, Pahang, Malaysia, Rabu (9/5)./ Antarafoto

Pemilu di Malaysia kali ini menjadi episode paling menegangkan yang mengadu dua raksasa koalisi Perdana Menteri Najib Razak, melawan oposisi yang bangkit kembali pimpinan politisi gaek Mahathir Mohamad (92).

Koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Najib menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Apalagi saat tensi publik memanas, pasca kenaikan harga dan skandal multi-miliar dolar yang telah menimpanya sejak 2015.

Jajak pendapat pemilihan umum (pemilihan raya) menunjukkan, dukungan untuk BN tergelincir dan Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) Mahathir akan mendapatkan suara terbanyak di semenanjung Malaysia, tanah air bagi 80% populasi warga Malaysia.

Namun, di bawah sistem pemilihan Malaysia, partai atau aliansi dengan mayoritas kursi di 222 anggota parlemen menang, dan sebagian besar para ahli percaya angka tersebut berada dalam jangkauan Najib.

"Saya kira sekarang, tampaknya lebih menguntungkan bagi BN, namun, margin yang kita bicarakan sangat kecil," kata Mohamed Nawab Mohamed Osman, akademisi Malaysia di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, dilansir Antara.

Oposisi mengklaim, kontes itu dibengkokkan oleh revisi batas pemilihan dan keputusan untuk mengadakan pemungutan suara pertengahan pekan. Jika itu dilakukan, maka berpotensi mencegah jutaan orang untuk memilih. Namun tuduhan itu langsung ditepis Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemerintah setempat.

KPU mengatakan, sebanyak 69% dari sekitar 15 juta pemilih terdaftar telah memberikan suara mereka pada 14.00 WIB, dua jam sebelum jajak pendapat ditutup. Jika ditotal, sekitar 85% penduduk telah menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum terakhir 2013.