PM Rutte: Perang dagang ganggu sistem kerja sama internasional

Menurut PM Rutte, raksasa ekonomi seperti China dan AS tidak dapat bertahan tanpa kerja sama antarnegara.

PM Belanda Mark Rutte (kanan) dalam diskusi bertajuk "A Conservation with Prime Minister of the Netherlands Mark Rutte" di Le Meridien, Jakarta, pada Senin (7/10). Alinea.id/Valerie Dante

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan bahwa sistem kerja sama internasional sedang berada di bawah tekanan. Terutama karena sejumlah pemain besar, seperti Amerika Serikat dan China, terlibat dalam konflik bilateral yang berpengaruh pada dunia.

"Bagi negara seperti Belanda atau Indonesia, hal itu membawa risiko dan ancaman. Kita harus menempatkan energi ke dalam kerja sama yang berdasar pada aturan internasional," jelas PM Rutte dalam diskusi bertajuk "A Conservation with Prime Minister of the Netherlands Mark Rutte" di Le Meridien, Jakarta, pada Senin (7/10).

Dia mengatakan, ekonomi negara-negara besar seperti China, AS, India dan Jepang tidak dapat bertahan tanpa kerja sama antarnegara.

Rutte mengkritik Donald Trump yang sangat marah atas apa yang disebutnya sebagai ketidakseimbangan perdagangan antara Washington dan Beijing. Menurut Rutte, ketidakseimbangan itu tidak harus selalu dipandang sebagai hal yang buruk, terutama selama kedua pihak tetap menikmati buah dari kerja sama ekonomi mereka.

"Mestinya fokus kepada bagaimana cara meningkatkan nilai perdagangan. Karena jika mulai terlibat dalam perang dagang, seperti yang terjadi antara AS-China, itu justru akan merugikan kedua negara," tegas dia.