Perubahan iklim memicu ular di Asia Selatan makin 'ganas'

Sebuah studi dari Sri Lanka menunjukkan bahwa perubahan iklim akan memicu peningkatan jumlah orang yang terkena gigitan ular.

Ilustrasi. Foto: Pixabay

Pada tahun 1950, Roald Dahl menulis cerita pendek berjudul Poison. Kisah tersebut, berlatar belakang masa kolonial India dan sering ditemukan dalam antologi anak-anak, menceritakan kisah menarik tentang rasisme.

Dalam ceritanya, seekor ular belang yang disebut krait biasa merayap di perut salah satu tokoh utama. Perjalanan untuk menyelamatkan karakter dari gigitan krait membawa plot ke puncak panik, untuk mengungkapkan bahwa racunnya adalah rasisme selama ini.

Krait mungkin bisa menjadi metafora yang sangat bagus karena ketakutan terhadap ular berbisa sangat nyata dan menyebar luas di India, di antara negara-negara Asia Selatan lainnya termasuk Pakistan, Nepal, dan Sri Lanka.

Oleh karena itu, ular telah masuk ke dalam cerita rakyat, budaya pop, dan media, namun insiden gigitan berbisa juga mungkin meningkat.

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 5,4 juta orang di seluruh dunia digigit ular setiap tahunnya – setengah dari jumlah tersebut disebabkan oleh ular berbisa, yang menyebabkan 100.000 kematian.