Prancis tidak tertarik ikut AS dan sekutu boikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Olimpiade tidak boleh dipolitisasi.

ilustrasi. ist

Di tengah seruan boikot diplomatik yang disuarakan negara-negara Eropa terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mendatang, pandangan berbeda justru datang dari Perancis. 

Negara pusat mode dunia itu menyatakan diri tidak akan melakukan boikot diplomatik. Perwakilan negara tersebut akan hadir bersama para atlet di ajang Olimpiade yang rencananya digelar Februari 2022 mendatang. Presiden Emmanuel Macron menyebut memboikot olimpiade adalah langkah yang tidak signifikan dan sekadar simbolis.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/12), negara-negara yang melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing merujuk pada catatan pelanggaran HAM yang dilakukan Cina, utamanya adalah penahanan kelompok minoritas muslim Uyghur di kamp konsentrasi. Cina mengatakan negara-negara yang memboikot permainan harus membayar harga untuk tindakan keliru mereka.

Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia telah menerima undangan untuk menghadiri pembukaan pertandingan. Pada konferensi pers yang diperpanjang pada hari Kamis, Macron mengatakan Olimpiade tidak boleh dipolitisasi, dan bahwa dia lebih memilih untuk melakukan tindakan dengan efek yang nyata. 

"Semuanya harus jelas antara memilih boikot total, dan tidak mengirim atlet, atau mencoba mengubah masalah melalui tindakan yang berefek nyata," katanya. Presiden menambahkan bahwa Prancis akan bekerja dengan Komite Olimpiade Internasional dalam sebuah perjanjian perlindungan atlet.