Presiden Iran tolak gantikan JCPOA dengan Trump Deal

Rouhani juga mengkritik kegagalan Inggris, Prancis, dan Jerman untuk memastikan negaranya menikmati manfaat ekonomi dari JCPOA.

Ilustrasi Iran, kekuatan Eropa, dan Amerika Serikat / Pixabay

Presiden Iran Hassan Rouhani menolak seruan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk menggantikan kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) dengan "Trump Deal". Selain itu, dia juga mengkritik Inggris, Prancis, dan Jerman karena memicu mekanisme sengketa JCPOA setelah Iran melanggar sejumlah komitmen.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu (15/1), Presiden Rouhani mengkritik keputusan ketiga negara Eropa itu dan kegagalan mereka untuk memastikan negaranya menikmati manfaat ekonomi dari JCPOA.

"Langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah kembali ke komitmen Anda," kata Rouhani. "Dalam beberapa hari terakhir ... saya menyatakan dengan jelas kepada dua pemimpin Eropa bahwa apa yang telah kami lakukan adalah langkah reversibel, dan bahwa semua yang kami lakukan terkait nuklir berada di bawah pengawasan IAEA."

Rouhani menambahkan, "Jika Anda mengambil langkah yang salah, itu akan merugikan Anda. Pilih jalan yang benar, yaitu kembali ke kesepakatan (JCPOA)."

Soal 'Trump Deal', Rouhani mengatakan, "Saya tidak tahu apa yang dipikirkan PM Inggris. Semua yang telah dilakukan Trump adalah ingkar janji serta melanggar hukum dan aturan internasional," ujar Rouhani.