Presiden Mahmoud Abbas dituntut mundur dari jabatannya

Seorang kritikus vokal menganggap bahwa kejadian ini terkait adanya dugaan korupsi di dalam PA (Palestinian Authority).

Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Khalil Mazraawi/Pool via REUTERS

Ratusan warga Palestina menuntut pengunduran diri Presiden Mahmoud Abbas pada demo besar, Sabtu (3/7) yang dipicu oleh kematian seorang aktivis bulan lalu dalam tahanan.

Kerabat Nizar Banat, yang tewas setelah pasukan keamanan menyerbu rumahnya dan menangkapnya dengan kejam, berada di garis depan protes di Ramallah di mana Otoritas Palestina (PA) pimpinan Abbas bermarkas.

Ibu Banat yang berkabung mengangkat potret putranya. Para demonstran yang berpartisipasi juga membawa gambar Banat.  Seorang kritikus vokal menganggap bahwa kejadian ini terkait adanya dugaan korupsi di dalam PA (Palestinian Authority). Seorang reporter AFP melaporkan banyak dari demonstran yang mengangkat spanduk besar yang bertuliskan "Abbas Leave".

"Pawai ini adalah pesan kesetiaan kepada Nizar Banat dan kepada pihak berwenang, yang harus mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya," Hassan Khreishah, mantan kepala Dewan Legislatif Palestina, mengatakan kepada AFP.

Polisi Palestina serta pasukan keamanan pada hari demonstrasi itu memblokir jalan menuju markas Abbas di Ramallah. Sebuah protes balasan yang diselenggarakan oleh faksi Fatah Abbas sementara itu diadakan di Kota Hebron untuk menyatakan dukungan bagi pemimpin Palestina.