Rayakan Hari Pembebasan, Korea Selatan ajak Jepang berdialog

Korea Selatan memperingati 15 Agustus sebagai Hari Pembebasan Nasional dari Jepang.

Pengunjung berdoa di Kuil Yasukuni menjelang peringatan menyerahnya Jepang saat Perang Dunia II di Tokyo, Jepang, Rabu (14/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Pada peringatan Hari Pembebasan Korea Selatan dari Jepang, Presiden Moon Jae-in pada Kamis (15/8) mendesak Tokyo untuk merenungkan masa lalunya. Selain itu, dia juga menawarkan dialog untuk memperbaiki hubungan dua negara tetangga yang tegang.

Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan saat ini disebut berada pada titik terendah sejak relasi keduanya dinormalisasi pada 1965. Pemicunya adalah isu pembayaran kompensasi pekerja paksa Perang Dunia II dan pertikaian dagang yang merusak.

Dalam pidatonya yang menandai Hari Kemerdekaan Korea Selatan dari pemerintahan Jepang, Presiden Moon menurunkan retorika kerasnya.

"Kami berharap bahwa Jepang akan memainkan peran utama bersama dalam memfasilitasi perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur sambil merenungkan masa lalunya yang membawa kemalangan bagi negara-negara tetangga," kata Presiden Moon dalam pidato yang disiarkan secara nasional.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jika Jepang memilih jalur dialog dan kerja sama, kami dengan senang hati akan bergandengan tangan."