Rusia dan Prancis serukan gencatan senjata di Armenia-Azerbaijan

Sejauh ini, Armenia dan Azerbaijan telah menolak seruan internasional untuk negosiasi.

Ilustrasi. Pixabay

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan gencatan senjata secepatnya, antara pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan Azerbaijan. Padahal jumlah korban tewas resmi melampaui 100 tetapi kedua belah pihak mengatakan akan terus bertempur.

"Vladimir Putin dan Emmanuel Macron meminta pihak yang bertikai untuk menghentikan tembakan sepenuhnya dan secepat mungkin, mengurangi ketegangan serta menunjukkan pengendalian maksimum," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan pada Kamis (1/10).

Dalam percakapan telepon yang muncul atas inisiatif Macron, kedua pemimpin tersebut membahas parameter konkret dari kerja sama lebih lanjut, terutama dalam kerangka OSCE Minsk Group.

Kremlin menambahkan para pemimpin menyatakan kesiapan untuk melihat pernyataan yang dibuat atas nama ketua bersama Grup Minsk-Rusia, Prancis dan Amerika Serikat yang akan menyerukan diakhirinya pertempuran secepatnya dan memulai pembicaraan.

Seperti diketahui kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran terberat selama bertahun-tahun di Karabakh, provinsi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan pada 1990-an ketika Uni Soviet runtuh.