Sebelum perang, Putin menolak kesepakatan damai Ukraina

Rusia telah menggunakan negosiasi sebagai tabir asap untuk mempersiapkan invasi.

Ilustrasi. iStock

Kepala utusan Vladimir Putin untuk Ukraina mengatakan kepada pemimpin Rusia saat perang dimulai, bahwa dia telah mencapai kesepakatan sementara dengan Kyiv, yang akan memenuhi permintaan Rusia agar Ukraina tetap berada di luar NATO, tetapi Putin menolaknya dan melanjutkan kampanye militernya.

Utusan kelahiran Ukraina Dmitry Kozak, mengatakan kepada Putin, bahwa dia yakin kesepakatan yang dia buat dapat menghilangkan rencana Rusia untuk mengejar pendudukan skala besar di Ukraina. Rekomendasi Kozak kepada Putin untuk mengadopsi kesepakatan itu dilaporkan oleh Reuters untuk pertama kalinya.

Putin telah berulang kali menegaskan sebelum perang, bahwa NATO dan infrastruktur militernya merayap lebih dekat ke perbatasan Rusia dengan menerima anggota baru dari Eropa timur, dan bahwa aliansi itu sekarang bersiap untuk membawa Ukraina juga. Putin secara terbuka mengatakan bahwa itu merupakan ancaman eksistensial bagi Rusia, yang memaksanya untuk bereaksi.

Namun meskipun sebelumnya mendukung negosiasi, Putin menjelaskan ketika dihadapkan dengan kesepakatan Kozak bahwa konsesi yang dinegosiasikan oleh ajudannya tidak berjalan cukup jauh dan bahwa ia telah memperluas tujuannya untuk mencakup pencaplokan wilayah Ukraina. Hasilnya: kesepakatan dibatalkan.

Ditanya tentang temuan Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kenyataan.