Sepakati gencatan senjata, warga Armenia minta PM mundur

Pakta ini membuat Armenia memberikan konsesi teritorial Nagorno-Karabakh kepada Azerbaijan.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinian. Twitter/@Nikol Pashinian

Ribuan warga melakukan unjuk rasa di Ibu Kota Armenia, Kamis (12/11) waktu setempat, sebagai protes atas perjanjian gencatan senjata yang diteken Perdana Menteri Nikol Pashinian. Pangkalnya, pakta itu akan memberikan konsesi teritorial kepada Azerbaijan dalam konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh.

Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan, tetapi di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung Armenia sejak perang separatis di sana berakhir 1994.

Para demonstran menyerbu gedung-gedung pemerintah dan menuntut pakta dibatalkan. Aksi ini merupakan demonstrasi hari ketiga secara berturut-turut menyusul terjadinya gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran mematikan yang telah berlangsung selama enam pekan.

Kerumunan orang berbaris melalui pusat Yerevan dan mengecam Pashinian. Mereka meneriakkan "Nikol, pergi!" dan "Nikol si pengkhianat!" Lebih dari 60 orang di antaranya telah ditahan.

Perjanjian yang ditengahi Rusia tersebut meminta Armenia menyerahkan kendali atas beberapa wilayah yang dikuasainya di luar perbatasan Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan.