sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Azerbaijan akan terus perang sampai Armenia mundur

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan, persyaratan menghentikan pertempuran hampir tak mungkin diterima  Armenia.

Angelin Putri Syah
Angelin Putri Syah Senin, 05 Okt 2020 11:41 WIB
Azerbaijan akan terus perang sampai Armenia mundur

Pasukan Armenia dan Azerbaijan saling bertukar tembakan roket dan artileri saat pertempuran meningkat di Nagorno-Karabakh pada Minggu (4/10).

Kota utama Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, Stepanakert telah ditembaki sejak Jumat (2/10), dan dihantam lagi pada Minggu. Seorang wartawan AFP mengatakan, ada ledakan reguler dan awan asap hitam membubung di beberapa bagian kota.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengungkapkan, bahwa pasukan Armenia telah menembaki Ganja, sebuah kota berpenduduk lebih dari 330.000 di Azerbaijan barat, dengan rekaman yang menunjukkan bangunan-bangunan di reruntuhan.

Kedua belah pihak juga saling menuduh menargetkan wilayah sipil, karena konflik melebar seminggu setelah pertempuran sengit meletus dalam perselisihan yang telah berlangsung selama puluhan tahun atas wilayah etnis-Armenia.

Armenia dan Azerbaijan, telah menolak seruan internasional untuk gencatan senjata dan bentrokan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Kedua belah pihak mengklaim, kemenangan di garis depan serta mengatakan mereka menimbulkan kerugian besar.

Dalam pidatonya yang berapi-api, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menetapkan persyaratan untuk menghentikan pertempuran yang hampir tidak mungkin diterima oleh Armenia.

Dia menyatakan, bahwa pasukan Armenia "harus meninggalkan wilayah kami, tidak dengan kata-kata tetapi dalam perbuatan" dan memberikan jadwal untuk penarikan penuh.

Yerevan ibu kota Armenia juga harus mengakui keutuhan wilayah Azerbaijan, meminta maaf kepada rakyat Azerbaijan dan mengakui bahwa wilayah itu bukan bagian dari Armenia, kata Aliyev.

Sponsored

Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis bersama-sama memimpin kelompok mediasi yang gagal menghasilkan resolusi politik untuk konflik tersebut, telah menyerukan penghentian segera pertempuran tersebut.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyatakan, keprihatinan atas meningkatnya korban di antara warga sipil dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Armenia pada hari Minggu.

Armenia menegaskan, siap untuk terlibat dengan mediator tetapi Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia harus mundur sepenuhnya sebelum gencatan senjata dapat ditengahi.

Deklarasi kemerdekaan Karabakh dari Azerbaijan selama runtuhnya Uni Soviet memicu perang di awal 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa.

Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik telah membuat sedikit kemajuan sejak kesepakatan gencatan senjata tahun 1994. Pihak berwenang di kedua negara telah melaporkan hampir 250 orang tewas sejak pertempuran dimulai, termasuk hampir 40 warga sipil. Sumber: CNA

Berita Lainnya
×
tekid