Seperti AS dan G7, Jepang siap jatuhkan sanksi kepada Rusia

Langkah ini diambil menyusul langkah Rusia mengerahkan pasukannya ke wilayah yang baru saja memisahkan diri dari Ukraina.

Penampakan militer Rusia sedang berlatih menggunakan tank di dekat perbatasan dengan Ukraina, sebagaimana ditayangkan sebuah stasiun TV Rusia dan dinilai sebagai ancaman kepada Ukraina. Dokumentasi Kementerian Pertahanan Rusia

Jepang akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Industri G7 lainnya untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika invasi ke Ukraina benar-benar terjadi. Langkah ini diambil setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya memasuki dua wilayah yang baru saja memisahkan diri dari Ukraina, Donetsk dan Luhansk.

"Tindakan tersebut tidak bisa diterima dan merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, melansir VOA pada Rabu (23/2). Jepang pun siap memberikan tanggapan yang keras bahkan sanksi jika diperlukan.

Sanksi baru oleh Jepang akan menambah deretan hukuman yang diterapkan kepada Rusia pasca-menduduki Krimea pada 2004, yang mencakup larangan cip semikonduktor dan ekspor teknologi utama lainnya serta pembatasan yang lebih ketat pada bank-bank Rusia.

Meskipun Jepang bukan lagi pengekspor utama semikonduktor, dengan hanya 10% pangsa pasar cip global, "Negeri Sakura" adalah produsen utama komponen elektronik khusus, seperti cip otomotif dan sensor gambar.

Tokyo juga mendominasi di bidang industri peralatan manufaktur berteknologi tinggi. Walau demikian, Kishida tidak memerinci sanksi tambahan apa yang sedang dipertimbangkan Jepang.