Siapa yang bisa dan tidak bisa memberikan suara dalam Pemilu AS 2020?

Para pemilih cenderung dibiarkan bertanya-tanya apakah mereka dapat memberikan suara secara legal atau tidak.

Seorang pemilih mengisi surat suaranya selama pemungutan suara awal di ONEOK Field di Tulsa, Oklahoma, AS, 30 Oktober 2020. Reuters / Nick Oxford / File Foto

Hari pemilu di AS tampak kurang jelas akibat disinformasi yang beredar dan adanya upaya mencoba mencegah pemungutan suara. Para pemilih cenderung dibiarkan bertanya-tanya apakah mereka dapat memberikan suara secara legal atau tidak.

Hanya hingga Selasa 3 November, ketika para pemilih memiliki kesempatan terakhir mereka untuk memberikan suara di Pemilu AS 2020. Presiden Donald Trump telah mempertanyakan keabsahan hasil. Khususnya yang terkait dengan suara mana saja yang harus dihitung.

Selain itu, Presiden Trump telah blak-blakan menyerang surat suara yang masuk dengan klaim yang tidak berdasar, seperti surat-surat suara tersebut rentan terhadap penipuan. Di antara klaimnya, dia menggunakan anekdot tentang putra temannya yang meninggal secara tragis tetapi menerima kartu suara. Apalagi baru-baru ini suara untuk dia di Philadelphia dibatalkan.

Kendati begitu, taktik ini bukan hal baru bagi Trump. Di masa lalu, dia mengatakan imigran ilegal berdatangan ke perbatasan untuk memilih Hillary Clinton secara masal dan mengatakan banyak pemilih dari luar negara bagian didorong ke New Hampshire untuk memberikan suara ilegal.

Dalam pemilihan sebelumnya, pemilih Republican telah memanfaatkan surat suara dalam jumlah yang lebih besar daripada rekan Demokrat mereka. Sehingga politisi Republican melihat bahwa itu menekan pemilih mereka sendiri.