Sikapi demo pro-Palestina: Kepala polisi London dan PM Inggris bertengkar

Polisi mengatakan tidak ada alasan untuk melarang pawai yang diadakan di tengah peringatan hari Sabtu.

Dua petugas polisi menunggang kuda pada pawai pro-Palestina di London pada 28 Oktober. Foto EPA

Demonstrasi di London yang bertepatan dengan hari peringatan telah memecah-belah perdana menteri dan perwira polisi paling senior di negara itu.

Demonstrasi pro-Palestina yang direncanakan pada Sabtu di London ikut menyeret perdebatan politik menegangkan yang telah membuat Perdana Menteri Rishi Sunak berselisih dengan pejabat polisi paling senior di Inggris mengenai apakah demonstrasi tersebut harus diadakan atau tidak.

Selama empat hari Sabtu terakhir, puluhan ribu orang melakukan unjuk rasa di London untuk mengecam meningkatnya jumlah korban warga sipil di Gaza ketika Israel membombardir wilayah tersebut sebagai balasan atas serangan teror Hamas bulan lalu.

Aksi unjuk rasa lainnya direncanakan dilakukan pada hari Sabtu ini, namun tanggal 11 November juga merupakan Hari Gencatan Senjata, ketika masyarakat Inggris memperingati berakhirnya Perang Dunia I. Sunak menggambarkan bahwa membandingkan protes tersebut dengan beberapa acara peringatan sebagai hal yang “provokatif dan tidak sopan,” dan menyerukan agar protes pro-Palestina dilarang.

Berdasarkan hukum Inggris, polisi dapat mengajukan pelarangan unjuk rasa jika terdapat risiko gangguan publik yang serius, namun terakhir kali kewenangan ini digunakan adalah lebih dari satu dekade lalu untuk serangkaian unjuk rasa sayap kanan.