Sindrom langka picu kematian anak di Inggris, terkait Covid-19?

Tidak disebutkan jumlah pasti anak yang meninggal akibat sindrom langka tersebut.

Seorang warga mengendarai sepeda melewati instalasi seni "Out of Order" di London, Inggris, Senin (20/4), di tengah penyebaran pandemik Covid-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Peter Nicholls

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Selasa (28/4) mengatakan bahwa sejumlah anak di negara itu, yang tidak memiliki riwayat penyakit mendasar, meninggal karena sindrom peradangan langka yang diduga para peneliti terkait dengan Covid-19.

"Ada sejumlah anak yang meninggal dan mereka tidak memiliki riwayat penyakit yang mendasarinya," kata Hancock. "Ini adalah penyakit yang kami pikir mungkin disebabkan oleh coronavirus jenis baru atau virus yang memicunya, SARS-CoV-2. Namun, kami belum 100% yakin karena beberapa anak negatif Covid-19."

Hancock tidak memberikan angka pasti berapa anak yang meninggal di Inggris akibat sindrom peradangan tersebut.

Dibandingkan dengan orang tua atau manula, anak-anak dianggap jauh lebih tidak berisiko tertular coronavirus jenis baru.

Menurut laporan BBC, anak-anak tersebut memperlihatkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki dan toxic shock syndrome (TSS) yakni demam tinggi, tekanan darah rendah, ruam, serta kesulitan bernapas.