Tantangan dari China mampu jadi perekat NATO?

NATO saat ini terdiri dari 29 negara anggota dan sejumlah negara mitra termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Ilustrasi / Pixabay

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyatakan, aliansi yang dipimpinnya perlu mempertimbangkan bahwa China semakin dekat dengan mereka. Hal tersebut disampaikan Stoltenberg selama KTT NATO di London, Inggris, pada 3-4 Desember.

"Kita melihat mereka (China) di Kutub Utara, kita melihat mereka di Afrika, kita melihat mereka berinvestasi besar-besaran di infrastruktur Eropa dan tentu saja di dunia maya," kata Stoltenberg.

NATO dibentuk pada 4 April 1949, dengan Uni Soviet sebagai ancaman utama. Namun, Soviet telah lama berlalu dan ancaman apa pun yang datang dari Rusia dinilai tidak sebanding.

Secara tradisional, NATO dipimpin oleh apa yang menjadi prioritas Amerika Serikat, sebuah cerminan dari besarnya peran militer AS dalam operasi apa pun. AS merupakan satu-satunya negara anggota aliansi yang mengajukan Pasal V, di mana para anggota setuju bahwa serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa mau pun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

Pengajuan oleh AS itu kemudian tercermin pascaserangan 11 September 2001, di mana NATO mengambil peran utama dalam perang melawan teror.