Tolak lockdown, warga Madrid tuding pemerintah tebar teror

Gaya hidup imigran di Madrid dituding jadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19.

Foto ilustrasi demo penolakan lockdown/Pixabay.

Pekan lalu, presiden wilayah Madrid, Isabel Diaz Ayuso, mengumumkan bahwa daerah berpopulasi lebih dari 850.000 orang itu akan ditempatkan di bawah isolasi atau lockdown parsial mulai Senin (21/9). Langkah itu dilakukan demi mengekang penyebaran Covid-19 di Madrid.

Baik keputusan Ayuso maupun klaimnya bahwa gaya hidup imigran di Madrid menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19, tidak diterima dengan baik di 37 daerah yang terkena dampak lockdown.

Kelompok masyarakat yang mengorganisir protes di sekitar Madrid menuduh pemerintah daerah menyebarkan ketakutan dan kebencian di wilayah mereka.

"Alih-alih melindungi dan merawat orang-orang yang paling rentan di kota kami dan memastikan bahwa mereka tidak menderita tingkat infeksi tertinggi, pemerintah malah memilih melakukan stigmatisasi, pengucilan, dan diskriminasi teritorial," kata sejumlah kelompok masyarakat Madrid dalam pernyataan bersama.

Kelompok-kelompok itu juga menyerukan pemerintah daerah untuk segera membantu pusat kesehatan yang kewalahan mengatasi lonjakan kasus infeksi, seperti yang disuarakan Arturo Soriano, salah satu dari ratusan orang yang mengikuti demonstrasi di Ciudad Lineal.