sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tolak lockdown, warga Madrid tuding pemerintah tebar teror

Gaya hidup imigran di Madrid dituding jadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 21 Sep 2020 15:39 WIB
Tolak lockdown, warga Madrid tuding pemerintah tebar teror

Pekan lalu, presiden wilayah Madrid, Isabel Diaz Ayuso, mengumumkan bahwa daerah berpopulasi lebih dari 850.000 orang itu akan ditempatkan di bawah isolasi atau lockdown parsial mulai Senin (21/9). Langkah itu dilakukan demi mengekang penyebaran Covid-19 di Madrid.

Baik keputusan Ayuso maupun klaimnya bahwa gaya hidup imigran di Madrid menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19, tidak diterima dengan baik di 37 daerah yang terkena dampak lockdown.

Kelompok masyarakat yang mengorganisir protes di sekitar Madrid menuduh pemerintah daerah menyebarkan ketakutan dan kebencian di wilayah mereka.

"Alih-alih melindungi dan merawat orang-orang yang paling rentan di kota kami dan memastikan bahwa mereka tidak menderita tingkat infeksi tertinggi, pemerintah malah memilih melakukan stigmatisasi, pengucilan, dan diskriminasi teritorial," kata sejumlah kelompok masyarakat Madrid dalam pernyataan bersama.

Kelompok-kelompok itu juga menyerukan pemerintah daerah untuk segera membantu pusat kesehatan yang kewalahan mengatasi lonjakan kasus infeksi, seperti yang disuarakan Arturo Soriano, salah satu dari ratusan orang yang mengikuti demonstrasi di Ciudad Lineal.

"Menurut saya, Ayuso berperilaku sesuai dengan ideologi politiknya dan tidak sesuai dengan kepentingan rakyat," ujarnya.

Istrinya, Alicia, mengatakan Madrid telah keluar dari lockdown nasional Spanyol terlalu cepat. Menurut dia, pemerintah daerah tidak memiliki rencana yang tidak memadai untuk bersiap menghadapi gelombang kedua.

Dia juga menilai bahwa partai Ayuso, Partai Rakyat (PP) yang konservatif, tidak berinvestasi cukup banyak dalam sistem perawatan kesehatan Madrid.

Sponsored

"Selama bertahun-tahun PP mengabaikan hal-hal mendasar, seperti perawatan kesehatan," kata dia.

Dalam aksi protes pada Minggu (20/9), sejumlah orang memegang spanduk buatan bertuliskan "Racist!" dan "Classist!". Miguel Montoya, seorang demonstran, mengatakan bahwa pemerintah daerah mencoba menstigmatisasi dan mendiskriminasi masyarakat, menimbulkan perpecahan antara warga Spanyol dan imigran yang berada di Madrid.

Spanyol sejauh ini mencatat lebih dari 640.000 kasus Covid-19. Wilayah Madrid menyumbang sekitar sepertiga dari total kasus infeksi tersebut.

Ayuso dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez akan bertemu di Madrid pada Senin untuk membahas apa yang dapat dilakukan demi mengekang penyebaran infeksi di wilayah tersebut.

Selama ini, Ayuso menuduh pemerintah pusat telah mengucilkan Madrid, sementara pemerintah pusat menuntut pemerintah daerah untuk berbuat lebih banyak. (The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid