Tren pernikahan dini dan paksa terhadap anak di ASEAN meningkat

Menurut UNFPA terjadi perubahan dalam pola pernikahan dini di Asia Tenggara.

Forum diskusi

Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) untuk Malaysia dan Thailand Marcela Suazo menekankan pentingnya untuk menganalisis pola dan topografi untuk lebih memahami pernikahan dini dan paksa pada anak (CEFM).

Suazo menjelaskan bahwa telah ada perubahan dalam pola pernikahan dini di Asia Tenggara. 

Ketika berbicara mengenai pernikahan anak, masyarakat biasanya langsung mengacu pada pernikahan anak secara tradisional di mana gadis muda dipaksa menikah oleh orang tuanya.

Namun, menurut Suazo, sekarang, pola pernikahan anak ada pula yang berdasarkan kemauan pribadi dari anak lelaki maupun perempuan.

"Pola pernikahan ini meningkat di banyak negara, juga di Asia Tenggara, seiring dengan meningkatnya aktivitas seksual pranikah. Ini adalah tren penting yang harus diperhatikan," jelas Suazo dalam forum diskusi "Setting the Scene: Understanding the child, early, and forced married in ASEAN" di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu (6/3).