Lavrov: Ukraina harus lakukan demiliterisasi atau Rusia yang melakukannya

Sergey Lavrov juga menuduh Kyiv dan Barat memicu perang dengan melakukan invasi ke Moskow.

Asap mengepul setelah serangan Rusia di pinggiran Bakhmut, Ukraina, Selasa, 27 Desember 2022. AP Photo/Libkos

Menteri Nuar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa (27/12) waktu setempat, kembali memperingatkan Ukraina bahwa negara itu harus melakukan demiliterisasi, jika tidak akan ada aksi militer lebih lanjut. Dia juga menuduh Kyiv dan Barat memicu perang dengan melakukan invasi ke Moskow.

Sergey Lavrov mengatakan Ukraina harus menghilangkan ancaman militer apa pun ke Rusia, jika tidak, tentara Rusia (akan) menyelesaikan masalah ini. Komentarnya juga mencerminkan klaim tak berdasar yang terus-menerus oleh Kremlin bahwa Ukraina dan sekutu Baratnya bertanggung jawab atas perang yang telah berlangsung selama 10 bulan, dan telah menewaskan puluhan ribu orang serta membuat jutaan orang terlantar.

Rusia melancarkan perang pada 24 Februari, setelah menuduh adanya ancaman terhadap keamanannya dan rencana untuk membawa NATO ke depan pintunya. Lavrov menegaskan kembali pada Selasa bahwa Barat memberi dukungan perang di Ukraina untuk melemahkan Rusia, dan mengatakan bahwa lamanya konflik akan tergantung pada Kyiv dan Washington.

“Mengenai durasi konflik, bola ada di pihak rezim (Kyiv) dan Washington yang mendukungnya,” kata Lavrov kepada kantor berita Tass. “Mereka dapat menghentikan perlawanan yang tidak masuk akal kapan saja,” kata dia lagi.

Dalam responsnya penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak dalam cuitannya di tweeted mengatakan "Rusia perlu menghadapi kenyataan."