Warga Hong Kong tepis pemilu 'khusus patriot', jumlah pemilih anjlok jadi 27,5%

Berbagai kelompok pro-demokrasi secara efektif dilarang, bahkan beberapa kandidat pro-kemapanan tidak lolos kali ini.

Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee setelah memberikan suaranya dalam pemilihan distrik Hong Kong. Foto Kenji Kawase

Penduduk Hong Kong menepis pemilihan dewan distrik pada hari Minggu (10/12). Di mana jumlah pemilih menurun tajam, meskipun upaya tanpa henti dari pemerintah untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

Di antara berbagai tingkat pemilu di wilayah tersebut, dewan distrik dulunya yang paling demokratis. Namun seperti halnya pemilihan ketua eksekutif dan dewan legislatif, sistem ini telah diubah secara drastis sejak Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional tiga tahun lalu, untuk memastikan bahwa hanya “patriot” yang dapat berpartisipasi.

Semua kandidat disaring, sehingga hanya menyisakan barisan loyalis Beijing dan tidak ada seorang pun dari kubu pro-demokrasi. Pertanyaannya adalah bagaimana tanggapan warga dan apakah mereka mau repot-repot memberikan suara?

Jawabannya: Meskipun jam pemungutan suara diperpanjang 1,5 jam karena gangguan teknis pada menit-menit terakhir, jumlah pemilih hanya mencapai 27,54% dengan 1.193.193 dari 4,3 juta pemilih yang memenuhi syarat ikut ambil bagian, kata Komisi Urusan Pemilihan kota pada hari Senin (11/12).

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pemilihan dewan distrik sebelumnya yang diadakan pada bulan November 2019, ketika tingkat partisipasi pemilih mencapai 71,23% dengan 2,94 juta orang memilih.