Agora: Cinta di tengah konflik agama

Berlatar Romawi, film Agora (2009) mampu mengaduk emosi penonton.

Salah satu adegan dalam film Agora (2009)./ IMDB

Berlatar Romawi, film Agora (2009) mampu mengaduk emosi penonton. Drama sejarah yang rilis pada Oktober 2009 ini mengambil tema yang asyik untuk dinikmati. 

Film ini mengajak penonton untuk kembali abad IV, saat Kerajaan Romawi di ambang kehancuran. Agora memperlihatkan perjuangan ilmu pengetahuan di tengah konflik agama di sebuah kota bermama Alexandria. Konflik terjadi antara agama Kristen dan kaum Pagan atau penyembah berhala (dewa-dewa kuno), serta antara Kristen dengan Yahudi. 

Agora memperlihatkan penyebaran agama tak hanya sekedar soal kepercayaan, namun juga terkait politik serta upaya melanggengkan kekuasaan.

Seperti film-film berlatar sejarah lainnya, Agora juga menyelipkan kisah percintaan yang tragis. Selama konflik persaingan agama berlangsung, ada cinta segitiga yang dialami seorang profesor filsafat dan matematika cantik bernama Hypatia (Rachel Weisz). Hypatia yang jelita dan cerdas mampu membuat muridnya, Orestes (Oscar Isaac) jatuh cinta. Sebagai bukti cintanya, Orestes memberikan alat musik Ollos (alat musik tiup, seperti suling, tetapi ada dua) kepada Hypatia. 

Hypatia lalu membalas pemberian itu dengan selembar kain putih yang sudah ada bercak darah menstruasinya. Suatu sikap yang tak lain ialah simbol penolakan.