Ancaman deepfake dalam pemilu

Setidaknya ada 500.000-an deepfake video dan suara yang dibagikan di situs media sosial secara global pada 2023.

Ilustrasi deepfake AI./Foto cottonbro studio/Pexels.com

Sosok Soeharto “hidup” kembali. Mengenakan batik berwarna kuning, berkopiah, dengan bendera merah-putih di kiri dan bendera Partai Golkar di kanannya, Soeharto mengajak agar warga memilih caleg Partai Golkar pada pemilu mendatang.

Video presiden kedua Indonesia itu diunggah politikus Partai Golkar Erwin Aksa di akun Instagram-nya. Video itu dibuat menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang disebut sebagai deepfake.

Deepfake adalah konten buatan, seperti gambar, video, atau suara, yang dimanipulasi secara digital (dengan AI) untuk meniru kemiripan seseorang,” tulis Infosecurity Magazine.

Konten yang dihasilkan AI ini bisa menggambarkan orang sungguhan, mengatakan sesuatu yang tak mereka katakan atau orang yang sepenuhnya palsu.

Sebelum video Soeharto itu, pada November 2023 beredar pula deepfake video capres Anies Baswedan dan Prabowo Subianto yang berpidato menggunakan bahasa Arab. Lalu, ada pula deepfake Presiden Joko Widodo yang lancar berpidato menggunakan bahasa Mandarin.