Asal muasal rasa pedas cabai serta cara meredakannya

Tak hanya manusia, hewan juga memiliki indera perasa pedas.

Pedagang cabai merah melayani pembeli di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Senin (3/9/2018). Antara Foto

Sensasi rasa pedas terbakar dari cabai dapat menyiksa indra perasa manusia, tetapi tak dapat dipungkiri, satu dari empat orang di dunia sering mengonsumsi makanan pedas setiap harinya. 

Sensasi rasa pedas yang menagihkan ini disebabkan oleh kandungan capsaicin yang akan merangsang reseptor Transient Receptor Potential Vanilloid 1 (TRPV1) di dalam mulut, sehingga timbul reaksi dari indra perasa. TRPV1
berperan sebagai detektor dan regulator pengaturan suhu tubuh, singkatnya untuk mendeteksi rasa panas bagi penghalang konsumsi makanan yang membakar.

Indra perasa yang dimiliki manusia sendiri bisa merasakan manis, pahit, asin, dan asam. Rasa pedas merupakan sensasi belaka dari reseptor saraf yang sedang mengalami kebingungan. 

Kandungan capsaicin yang berhubungan dengan papila manapun di lidah, tidak memiliki bagian tertentu yang lebih peka, maka dari itu sensasi pedas tidak dikategorisasikan sebagai rasa.

Paul Bloom sebagai psikologi, menyebut bahwa manusia menjadi makhluk yang lebih menyukai sensasi pedas. Bahkan, tak ada satupun hewan yang menyukai cabai, seperti tikus dan tupai juga memiliki reseptor makanan pedas yang sama dimiliki oleh manusia dan cenderung menghindari cabai.