Berwisata sambil jalani prokes tak kurangi kesenangan

Dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan.

Ilustrasi. Pixabay

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berupaya memulihkan sektor pariwisata Indonesia dengan meluncurkan beberapa program kebijakan. Salah satunya program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang tahun ini jumlahnya sebesar Rp60 miliar.

Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menggodok Dana Hibah Pariwisata  jilid II di 2021 sebagai bagian dari program pemulihan ekonomi nasional di Kemenparekraf.

Percepatan pembangunan kawasan lima destinasi super prioritas di Tanah Air juga dilakukan, yaitu  di Borobudur, Likupang, Mandalika, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Pengembangan lima destinasi super prioritas dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan presiden. Mulai dari akselerasi infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor serta implementasi cleanliness, health, safety, dan environment (CHSE) di destinasi wisata.

“Ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa kita capai. Sebagai contoh, secara aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka 6% dan diikuti oleh pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga. Dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan,” ujar Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/6).

“Dengan adanya dukungan pemerintah ini fokus kita di ASITA saat ini adalah mempromosikan destinasi wisata lokal atau domestik. Sebelumnya kami susah mempromosikan wisata ke 34 provinsi, namun dengan adanya lima destinasi super prioritas nasional, memberikan ruang baru bagi promosi destinasi wisata domestik untuk warga Indonesia,” terang Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati.