Bioskop alternatif, solusi lain menonton film yang masih menyisakan PR

Kehadiran ruang putar film alternatif menjadi sebuah solusi lain bagi penggemar film, di tengah maraknya bioskop jaringan besar di mal.

Ilustrasi bioskop. Alinea.id/Oky Diaz.

Hario Novianto dan Kiki Rahma merasa puas setelah menonton film Kucumbu Tubuh Indahku di ruang putar film Cinecenter, Kemang, Jakarta Selatan. “Kami merasakan pengalaman baru. Berasa lebih privat, feel homey,” kata Hario, ditemui reporter Alinea.id, Jumat (14/2).

Bagi penonton film seperti Hario dan Kiki, keberadaan ruang putar seperti Cinecenter memudahkan mereka untuk menonton film-film yang sudah tidak lagi diputar di jaringan bioskop, seperti Cinema21, CGVblitz, atau Cinemaxx.

Kiki mengatakan, studio yang lebih kecil, membuatnya bisa fokus menyimak setiap rangkaian cerita di dalam film.

Cinecenter baru beroperasi sejak 1 Februari 2020. Ruang putar film ini didirikan Orlow Seunke, seorang penata program beberapa festival film, seperti Jakarta International Film Festival (JiFFest) dan Europe on Screen.

Orlow mengerjakan program pengarsipan, pemutaran, dan apresiasi film melalui lembaga IdFilm Center. Bekerja sama dengan penulis Toeti Heraty Noerhadi Roosseno, Cinecenter dibuka di ruang pertemuan milik Toeti di Rooseno Plaza, Kemang, Jakarta Selatan.