Cuan benda “magis” dan mengapa praktik perdukunan eksis

Masih banyak orang percaya, sebuah benda punya kekuatan supranatural yang mampu mengubah hidupnya.

Ilustrasi praktik perdukunan. Alinea.id/Firgie Saputra

Afwan, seorang pedagang bakso di daerah Semanan, Kalideres, Jakarta Barat masih mempercayai benda-benda yang dianggap bertuah, seperti jimat. Ia mengaku, dapat “pegangan” dari seorang gurunya untuk berdagang. Alasannya, agar tak tersisih karena persaingan usaha.

“Kita sih enggak mau ngusik orang, tapi kita juga jaga-jaga biar enggak diusik,” ujar Afwan saat berbincang dengan reporter Alinea.id di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (12/8) malam.

Akan tetapi, ia enggan memberitahu benda yang dinilainya magis itu. “Saya yakin, pedagang bakso yang lain juga punya. Bohong kalau enggak,” katanya.

Bukan cuma perkara dagang. Urusan perempuan, Afwan pun mengaku punya “pegangan” sebagai pemikat, berupa sehelai bulu perindu. Benda itu ia dapatkan dari kampung halamannya di Wonogiri, Jawa Tengah.

“Tapi belum saya pakai. Nanti aja kalau udah niat,” ucapnya.