Sosial dan Gaya Hidup

Gula bisa buat kecanduan seperti narkoba?

Tubuh kita dirancang untuk bereaksi terhadap gula.

Rabu, 30 Juli 2025 15:05

Selama ini kita sering menyebut diri “kecanduan gula” secara bercanda, tapi sebuah tinjauan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa istilah itu mungkin bukan sekadar metafora. Studi yang dipublikasikan jurnal Brain and Behavior baru-baru ini, menyimpulkan  gula bisa memicu pola kerja otak dan perilaku yang serupa dengan kecanduan narkoba. Gula, menurut para peneliti, dapat membajak sistem penghargaan otak, mengganggu fungsi emosi dan kognitif, serta mendorong konsumsi kompulsif.

Penelitian itu dikerjakan Di Qin dari Rumah Sakit Persatuan China-Jepang Universitas Jilin bersama tim peneliti dari Universitas Teknologi Changchun. Mereka meneliti bukti dari sisi neurologis, perilaku, dan klinis untuk melihat apakah gula layak digolongkan sebagai bentuk kecanduan perilaku, sejajar dengan kecanduan judi atau gim yang kini diakui secara resmi oleh pedoman psikiatri internasional.

Ketika kita mengonsumsi gula, otak melepaskan dopamin—zat kimia yang memunculkan perasaan senang. Dalam jangka panjang, aktivasi berulang sistem ini bisa menurunkan sensitivitas otak, memicu toleransi, dan membuat kita membutuhkan lebih banyak gula untuk mendapatkan efek yang sama. Di sinilah pola kecanduan mulai terbentuk.

Percobaan pada tikus menunjukkan, konsumsi gula berlebihan menghasilkan perilaku mirip kecanduan narkoba: keinginan yang kuat, konsumsi kompulsif, kesulitan berhenti, bahkan gejala mirip putus zat. Tikus-tikus ini juga lebih peka terhadap obat-obatan seperti kokain dan amfetamin, yang menunjukkan konsumsi gula bisa meningkatkan sensitivitas otak terhadap zat adiktif lainnya.

Tubuh kita dirancang untuk bereaksi terhadap gula. Reseptor manis di lidah dan usus langsung memberi sinyal ke otak, lalu gula dalam darah mendorong pelepasan insulin. Pergeseran ini memengaruhi energi dan suasana hati. Saat kadar gula turun, kita terdorong untuk mencari lebih banyak gula, menciptakan siklus keinginan yang sulit diputus.

Fandy Hutari Reporter
Fandy Hutari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait