Kisah haji di masa kolonial: Dicurigai hingga tertipu agen perjalanan

Pada masa kolonial, jemaah haji mesti mengarungi perjalanan lama di laut. Mereka juga dicurigai dan dapat tekanan dari pemerintah kolonial.

Di masa lalu berhaji tak semudah sekarang. Banyak rintangan, termasuk dari penguasa kolonial. Alinea.id/Oky Diaz.

Pada 7 Juli 2019, penerbangan perdana jemaah haji dilakukan. Musim haji tahun ini, Indonesia mengirim total 111.071 jemaah haji ke tanah suci, dengan 529 kloter, dan dibagi menjadi dua gelombang penerbangan.

Berhaji merupakan impian setiap Muslim, dan kewajiban bagi mereka yang mampu secara jasmani dan rohani untuk menuntaskan Rukun Islam kelima.

Azyumardi Azra dalam buku Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVII (2013) mengungkapkan, kegiatan haji bukan sekadar menunaikan ibadah, melainkan belajar berbagai disiplin keilmuan di madrasah-madrasah di Haramayn—Makkah dan Madinah.

Transmisi gagasan pembaruan keilmuan agama dari Haramayn membentuk jejaring ulama berkat jemaah haji. Mereka mengajarkannya ke kampung halaman masing-masing.

Azyumardi menulis, figur ulama pada abad-17 telah menebar benih kesadaran menentang kesewenang-wenangan terhadap penguasa. Memasuki abad ke-18, dalam kegiatan diskursus keilmuan pun diselipkan gairah keberanian melawan penguasa setempat.