Happy hypoxia, gejala Covid-19 yang "menipu" tubuh

Orang terkadang tak mengetahui terserang happy hypoxia karena tidak merasakan gejala apa pun.

Ilustrasi. Freepik

Orang yang terkonfirmasi positif coronavirus baru (Covid-19) mengalami berbagai gejala klinis, seperti demam, batuk, dan pilek. Pada kasus yang parah, bisa menyebabkan sesak napas dan penurunan kesadaran akibat kekurangan oksigen.

Meski sebagian besar pasien Covid-19 mulanya tanpa gejala, berdasarkan studi mencapai 80%, tetapi infeksi SARS-CoV-2 berpotensi menyebabkan kadar oksigen berkurang secara perlahan. Fenomena ini disebut happy hypoxia.

Dalam jurnal "Covid-19 with Silent Hypoxemia", tidak diketahui pasti sejak kapan happy hypoxia muncul pertama kali. Gejala tersebut baru mengemuka sejak April-Mei 2020.

Dokter spesialis paru, Erlina Burhan, menyatakan, happy hypoxia adalah berkurangnya oksigen di dalam darah. Seseorang yang terkena hypoxia akan mengalami sesak nafas.

"Orang normal biasanya memiliki oksigen di dalam darahnya (saturasi) itu berkisar antara 95% sampai 100%," ucapnya dalam gelar wicara secara daring dari Graha BNPB, Jakarta, Rabu (16/9).