Ikon fesyen Jember curi perhatian di Apkasi Otonomi Expo 2019

Di Apkasi Otonomi Expo, even karnaval fesyen yang dinamai Jember Fashion Carnaval (JFC).

Pengunjung mengunjungi anjungan Kabupaten Jember di hall B JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7). Alinea.id/Robertus Rony Setiawan

Sepasang pria dan wanita berdiri mengenakan kostum cerah warna-warni dengan corak mencolok di sudut anjungan Kabupaten Jember yang terdapat di hall B JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7) siang itu. Beberapa pengunjung berfoto bersama kedua peraga busana itu.

Sembari menunjuk peraga busana wanita, Sri Wulan Nawang Sari dari Paguyuban Duta Wisata ‘Gus dan Ning’ Kabupaten Jember menjelaskan motif pakaian tradisional Kalimantan yang menjadi dasar desain kostum. Menurut Wulan, sang perempuan sedang mempromosikan even karnaval fesyen yang dinamai Jember Fashion Carnaval (JFC).

"Jember Fashion Carnaval diakui sebagai even karnaval terbesar ke-3 di dunia,” kata Wulan di hadapan para putri perwakilan daerah kota atau kabupaten se-Indonesia yang mengikuti sesi tur anjungan. 

Jember merupakan satu dari 156 kabupaten yang mempromosikan produk unggulannya dalam Apkasi Otonomi Expo 2019. Menurut Wulan, produk unggulan Jember dipromosikan dengan sebutan 4C, yakni coffee (kopi), chocolate (kokoa), cigar (tembakau), dan culture (budaya). 
 
Tim kreatif JFC, Alit Bahtiar mengatakan, ide JFC berawal dari acara tahunan keluarga besar Dynand Fariz saat silaturahmi atau halal bihalal sesudah perayaan Idul Fitri. Para anggota keluarga ditentukan mengenakan model pakaian (dress code) yang seragam. 

Lambat laun, gagasan Dynand Fariz itu mulai dilirik oleh pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember. Berbasis kebiasaan keluarga Dynand itu, JFC diselenggarakan sebagai peragaan busana unik di halaman alun-alun kota Jember sejak 2001.