Indonesia masih butuh waktu untuk memberantas HIV/AIDS

Kendati begitu, masyarakat diklaim sudah mulai tahu mengenai penyakit ini. Terlihat dari adanya perubahan cara pandang tentang HIV/AIDS.

Ilustrasi. Freepik

Secara global, HIV telah merenggut 34,7 juta jiwa dan WHO memperkirakan 3,7 juta orang yang hidup terjangkit HIV.

Plt Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, dalam visi global “Ending AIDS 2030” ada tiga hal yang harus dicapai, yaitu tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak adanya diskriminasi pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).

Di Indonesia sendiri, capaian ODHA mengetahui status, baru mencapai 75%. ODHA on ARV (mengonsumsi Antiretroviral) mencapai 27%, dan ODHA viral load tersupresi (penurunan jumlah virus di dalam tubuh) baru 6%. Dari tiga capaian itu terlihat kalau Indonesia masih jauh dan butuh waktu sembilan tahun lagi untuk mencapai Triple-90%.

Bahkan ada indikasi target dan capaian pengobatan penderita infeksi HIV (ODHIV) dari tahun ketahun mengalami gap. Di mana penemuan kasus terlihat lebih cepat dibandingkan dengan akses pengobatan. Untuk itu, di 2021 perlu ada target dan strategi penambahan pelayanan penemuan dan pengobatan.

Kendati begitu, masyarakat diklaim sudah mulai tahu mengenai penyakit ini. Terlihat dari adanya perubahan cara pandang tentang HIV/AIDS, pencegahan penularan, peningkatan peran kader kesehatan, dan skrining/penemuan dini SPM (Standar Pelayanan Minimal).