Ini alasan milenial enggan masuk ke sektor pertanian

Padahal, ada 40 juta peluang dalam sektor pertanian untuk para petani milenial.

Ilustrasi. Pixabay

Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika LPPM IPB Awang Maharijaya mengungkapkan alasan  pertanian kurang diminati kaum milenial. 

"Salah satunya karena adanya pandangan mengenai pertanian sebagai profesi yang kurang bergengsi atau tidak mendapatkan dukungan dari orang tua, serta kurangnya sumber daya produktif," tutur dia, dalam webinar, Selasa (17/3) .

Padahal, tidak sedikit komoditas pertanian yang menarik dikembangkan, di antaranya pada sektor hortikultura yang bernilai tinggi. Komoditas ini dapat meningkatkan potensi penghasilan bagi pemuda dan petani kecil. Tidak hanya bernilai tinggi, tetapi siklus pertumbuhannya seringkali lebih pendek daripada tanaman pangan. Tanaman holtikultura juga bisa dilakukan dengan lahan yang sedikit.

Lantas seperti apa tanggapan milenial mengenai anggapan tersebut? Duta Petani Milenial Jawa Barat Sandi Octa Susila mengaku, menjadi petani tidak sekedar berkebun. Banyak bisnis pertanian yang bisa dibangun dan dilakukan oleh para milenial.

Salah satu bisnis yang dia lakukan adalah membangun Kedai Sayur bersama dengan Telkom, yaitu membangun aplikasi Agree. “Collaboration is better than competition,” ungkapnya.