Kemenkes tak temukan infeksi virus Covid-19 di pasien gangguan gagal ginjal akut

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan surveilans dan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya.

Ilustrasi ginjal akut kepada anak. Foto: istockphoto.com/

Kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang merebak di Indonesia menjadi perhatian serius. Terlebih, mayoritas pasien merupakan anak berusia di bawah lima tahun.

Sebagai upaya merespons lonjakan kasus gangguan gagal ginjal akut pada anak, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan surveilans dan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya.

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, upaya penelitian juga dilakukan untuk menemukan dugaan penyebab gangguan gagal ginjal akut.

"Di samping melakukan surveilans, kami juga melakukan penyelidikan atau penelitian. Karena penyebab kasus gagal ginjal ini banyak diperkirakan, bisa karena infeksi, dehidrasi, perdarahan, dan bisa karena keracunan. Kita bersama profesi terkait termasuk IDAI melakukan penelitian," kata Syahril dalam keterangan pers daring, Kamis (27/10).

Dalam prosesnya, penelitian terhadap dugaan infeksi dilakukan melalui pemeriksaan patogen, untuk memeriksa apakah gangguan gagal ginjal akut disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau parasit. Pemeriksaan meliputi seluruh jenis infeksi, termasuk kaitannya dengan Covid-19 dan long Covid.