Makin diminati masyarakat perkotaan, Kementan gairahkan budi daya urban farming

Pemanfaatan pekarangan membuat keluarga perkotaan dapat memenuhi pangan sendiri dan berpotensi menghasilkan pendapatan.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto (kiri) saat launching 'Sayur Supermini' atau Microgreen Kit, di Purwakarta, Rabu (21/10/2020). Foto Humas Kementan

Dewasa kini masyarakat banyak melirik sektor pertanian. Demam bertani juga melanda banyak masyarakat di kawasan perkotaan melalui budi daya urban farming. Urban farming adalah sebuah konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian perkotaan. Salah satu bentuk praktiknya adalah dengan sistem hidroponik.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menilai, pertanian perkotaan sangat potensial di tengah pandemi Covid-19. Pemanfaatan pekarangan membuat keluarga perkotaan dapat memenuhi pangan sendiri dan berpotensi menghasilkan pendapatan.

"Saat ini produksi hortikultura meningkat signifikan ditambah dengan adanya urban farming. Laporan dari Dinas Pertanian Jawa Tengah, penjualan benih horti meningkat sampai lima kali lipat. Masyarakat punya hobi baru menanam benih (hortikultura) di rumah," kata Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto saat launching 'Sayur Supermini' atau Microgreen Kit, di Purwakarta, Rabu (21/10). 

Meningkatnya minat masyarakat perkotaan bertanam hortikultura merupakan kabar yang cukup menggembirakan. Dengan demikian, kebutuhan gizi masyarakat akan sayuran dan berbagai komoditi hortikultura lainnya bisa tercukupi dari lahan di sekitar rumah. 

"Nilai Tukar Pertanian (NTP) pertanian secara keseluruhan naik menjadi 101,66,  tetapi untuk hortikultura menurun 97-98 karena meningkatnya urban farming sehingga kebutuhan sayur bisa tercukupi dari rumah," katanya.