Sinyal politik pun terasa kental dalam peluncuran resor ini.
Di tengah isolasi dan ketegangan geopolitik yang tak kunjung reda, Korea Utara memberi isyarat bahwa mereka ingin dunia memandangnya dari sisi yang berbeda—lebih santai, lebih hangat, dan lebih "ramah wisata". Pada hari Selasa, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peresmian sebuah resor pantai megah di kawasan Wonsan-Kalma, kawasan wisata baru yang digadang-gadang sebagai kebanggaan nasional.
Dalam balutan seremoni yang mewah, Kim memotong pita, menandai selesainya proyek besar yang digambarkannya sebagai “salah satu keberhasilan terbesar tahun ini” dan “langkah pertama yang membanggakan” menuju kebangkitan sektor pariwisata Korea Utara.
Resor yang berdiri di pesisir timur negeri tertutup itu dirancang untuk menampung hampir 20.000 tamu. Hotel-hotel dan fasilitas rekreasi dibangun berjejer menghadap Laut Jepang, menawarkan pengalaman mulai dari berenang, olahraga, hingga bersantap di restoran yang konon telah disiapkan untuk menyambut tamu dalam skala besar. Tapi untuk saat ini, pintu resor hanya akan dibuka untuk wisatawan domestik. Belum ada kepastian kapan pengunjung asing akan diizinkan menikmati hamparan pantai Wonsan yang telah dipermak habis-habisan itu.
Analis meyakini proyek ini menelan biaya besar dan akan sulit balik modal jika hanya mengandalkan warga lokal. Itu sebabnya banyak yang memprediksi Korea Utara pada akhirnya akan membuka resor ini untuk wisatawan asing, terutama dari negara-negara sahabat seperti Tiongkok dan Rusia. Namun, pembukaan kembali jalur wisata internasional tampaknya masih jauh di depan mata. Korea Utara masih menjaga ketat perbatasannya sejak pandemi COVID-19, dan hubungan yang memburuk dengan Korea Selatan serta Amerika Serikat tak membantu keadaan.
Sinyal politik pun terasa kental dalam peluncuran resor ini. Duta besar Rusia dan staf kedutaannya hadir dalam peresmian, seolah menjadi isyarat bahwa turis dari Rusia mungkin akan menjadi tamu asing pertama yang disambut. Tak terlihat perwakilan dari Tiongkok, dan sudah bisa dipastikan warga negara Korea Selatan dan Amerika Serikat akan tetap berada di daftar “tidak diundang”.