Seorang wanita jadi korban infus buatan rumah sakit di Korea Utara

Pasien di rumah sakit kota di Hamhung Korea Utara baru-baru ini meninggal setelah menerima infus buatan rumah sakit. Insiden tersebut semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga medis dan perlengkapan medis buatan mereka.

Sebuah sumber Daily NK di provinsi Hamgyong Selatan baru-baru ini mengatakan bahwa seorang wanita berusia 40-an "mengunjungi rumah sakit kota di Hamhung pada 7 Mei dengan gejala tekanan darah rendah tetapi meninggal setelah menerima infus yang diresepkan oleh dokter rumah sakit."

Menurut sumber tersebut, wanita tersebut — yang diidentifikasi sebagai Kim — secara teratur menderita sakit kepala dan mual karena tekanan darah rendah. Setiap kali gejala muncul, dia akan membeli infus glukosa dan asam amino 5% dari dokter swasta yang secara ilegal menjual perlengkapan medis dan merawat pasien di rumah alih-alih bekerja di rumah sakit meskipun telah lulus dari sekolah kedokteran.

Banyak warga Korea Utara harus bergantung pada dokter swasta yang berpraktik secara ilegal daripada rumah sakit resmi.

Pada hari kematiannya, Kim pergi menemui dokter swasta seperti biasa, tetapi tidak ada seorang pun di rumah. Dia diberi tahu bahwa dokter itu akan kembali dalam beberapa hari. Dengan gejala yang parah, ia akhirnya pergi ke rumah sakit — sesuatu yang biasanya ia hindari. Saat menerima infus buatan rumah sakit, ia mengalami reaksi yang parah, mengalami kejang-kejang, dan meninggal.

“Di Korea Utara, pasien dengan tekanan darah rendah secara rutin mendapatkan infus glukosa, dan bahkan dokter rumah sakit meresepkannya sebagai pengobatan standar,” kata sumber tersebut. 

“Namun, rumah sakit tersebut tampaknya telah menggunakan infus buatannya sendiri tanpa memeriksa keamanannya, yang menyebabkan kecelakaan tersebut.” (nkdaily)