Kisah menghidupkan kembali kain tenun Tidore

Selain untuk dijual, tenun bermotif kuno dengan gambar kalajengking juga untuk persembahan khusus tamu Kesultanan Tidore.

Penyerahan wastra (prosesi pemberian simbolik kain) Tidore oleh Anita (kerudung) ke Direktur Bisnis UMKM BNI Tambok P Setyawati, Senin (6/7/2020) di Jakarta. Alinea.id/

Tidore merupakan salah satu kesultanan di Nusantara yang cukup dikenal pada masa lampau. Salah satu peninggalannya yang sudah nyaris tidak lagi ditemukan adalah motif tenun Tidore. Ini karena motif tenun di Kesultanan Tidore, yang dikenal dengan nama Puta Dino, sudah punah.

Salah satu tokoh yang aktif menghidupkan kembali motif tenun Tidore adalah Anita Gatmir.

Kepada Alinea.id, Anita menceritakan niat menghidupkan tenun Tidore bermula saat dirinya membuat lomba menulis blogger pada 2016. Sebagai keturunan keluarga Kesultanan Tidore, Anita ingin memperkenalkan kampung halamannya.

Ia tertarik mengungkap itu setelah seorang kawan menyindir foto upacara adat keluarga Kesultanan Tidore yang justru mengenakan pakaian adat khas Jawa hingga Sumatera. “Saya seperti ditampar. Diingatkan kok bisa, Kesultanan Tidore itu kerajaan besar jaman dulu,” ujar Anita saat menghadiri acara '74 tahun BNI Cinta Produk Nusantara’ di Lobby Grha BNI, Jakarta, Senin (6/7).

Lantas, Anita pun bertanya kepada tetua-tetua di Tidore yang seorang di antaranya mengaku pernah melihat alat tenun di kampungnya. Selain itu, pencarian kain tenun Tidore dilakukan pula ke Museum Tekstil, Perpustakaan Nasional, dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).