Kisah Ma Saloenah dan gempitanya Lebaran era kolonial

Ada beragam tradisi Lebaran dari era kolonial yang hingga kini masih dipertahankan.

Potret suasana Lebaran di Pekalongan tempo dulu. Foto Pinterest

Ma Saloenah menghias meja tamunya dengan dua belas jenis kue. Sebuah teko ditempatkan di tengah meja. Di sekelilingnya, cangkir dan piring tertata rapi. 

Soebana, Margana, dan anak-anak Ma Saloenah lainnya berulangkali menggempurnya dengan segudang pertanyaan. Mereka umumnya khawatir tak bisa bangun pagi. Sembari mengulum senyum, Ma Saloenah menyuruh anak-anaknya segera tidur. 

Saat anak-anaknya telah terlelap, Ma Saloenah masih terus bekerja. Ia pantang tidur sebelum semua persiapan beres. Perhiasaan dan pakaian baru bagi masing-masing anaknya harus sudah rapi saat hari berganti.

Itu sehari sebelum Hari Raya Idulfitri tahun 1925. 

Menginjak pukul tiga pagi, suami Ma Saloenah terbangun, mandi, dan berangkat menuju masjid. Ma Saloenah menyusul mandi, berganti baju dan menyiapkan masakan spesial Lebaran. Seusai menghidangkan masakan, Ma Saloenah membantu anak perempuannya mendandani anak-anaknya yang lebih kecil.