Memerlukan aksi nyata agar tidak terjadi krisis iklim

Salah satunya pencegahan eksploitasi sumber daya alam besar-besaran, pembabatan hutan, dan pembuangan sampah ke laut.

Ilustrasi. Pixabay

Lingkungan penting untuk keberlangsungan hidup manusia dan generasi selanjutnya agar tetap mendapatkan hidup layak dan mejaga dari krisis iklim. Apalagi saat ini krisis iklim mejadi permasalahan dalam sejarah peradaban manusia. Karena manusia, hanya punya waktu beberapa tahun sebelum 2030, untuk membuat perubahan radikal dalam gaya hidup dan aksi nyata.

“Kami menjembatani berbagai para pemangku kepentingan untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi sosial dan lingkungan melalui solusi-solusi yang inovatif inklusif dan kolaboratif untuk kedepannya," tegas Direktur Madani Berkelanjutan Nadia Hadad, dalam diskusi daring Madani Berkelanjutan, Sabtu (4/12).

Salah satu dampak dari krisis iklim ini adalah terjadinya kekeringan air dan udara semakin panas. Seperti di Desa Lampu di Kabupaten Donggala. Sulawesi Tengah. Ada air terjun empat tingkat di sana yang seharusnya mempunyai potensi dikembangkan menjadi wisata tetapi mulai berkurang, karena krisis iklim. 

“Sedihnya saya ketika melihat debit air terjun yang tinggal sedikit. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dan fenomena ini mungkin bisa dirasakan juga di desa lain di seluruh Indonesia. Salah satu yang paling mencengangkan itu adalah air terjun Victoria di Afrika yang berhenti mengalir, sebagai dampak dari perubahan iklim cuaca ekstrem,” papar dia.

Makanya, memerlukan aksi nyata agar tidak terjadi krisis iklim. Salah satunya pencegahan eksploitasi sumber daya alam besar-besaran, pembabatan hutan, dan pembuangan sampah ke laut.