Memulihkan dan mengemas ulang museum pada pascapandemi

Museum menerima dampak signifikan dari pandemi Covid-19.

Koleksi para perumus teks proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Alinea.id/Annisa Saumi.

Pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Tidak hanya industri yang semakin mengalami disrupsi sebagai dampak penggunaan media digital yang semakin masif. Museum yang merupakan tempat untuk mengenalkan berbagai bukti sejarah, seperti artefak maupun koleksi lainnya yang dapat dinikmati masyarakat terbuka pun, menerima dampak yang signifikan.

Terkait itu, bersamaan dengan peringatan Hari Museum Internasional 2021, International Council of Museum (ICOM), pada Rabu (19/5) menggelar diskusi online bertema proyeksi museum di masa depan dengan bertitik fokus pada pemulihan dan pengemasan ulang museum. 

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengungkapkan, keberlangsungan museum di masa pandemi menjadi satu tantangan. Oleh karena itu, pengelola museum harus memiliki pola-pola baru, seperti penggunaan teknologi virtual untuk mengundang masyarakat ke museum.

“Selain itu, museum harus tetap bisa menjadi tempat perjumpaan sosial yang ramah, pembelajaran, dan tempat menghabiskan waktu berkualitas,” ungkapnya.

Untuk itu, dia menilai perlu adanya kreativitas, terobosan, dan interaksi yang baik antara museum dengan publik. Apalagi dalam perspektif ICOM, museum memiliki tiga peran sosial yaitu, keberlanjutan dan pembangunan lokal, demokrasi dan inklusi kebudayaan, serta peran tanggung jawab.