Mencari tahu jejak Multatuli di Rangkasbitung

Peran Multatuli bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tidaklah kecil.

dokumen./Alinea.id

Multatuli? Mungkin tidak semua orang familier dengan nama ini. Apalagi, Multatuli yang merupakan nama pena Eduard Douwes Dekker, bukanlah pahlawan nasional. Namanya juga belum banyak termuat di buku pelajaran sekolah.

Kendati begitu, peran Multatuli bagi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tidaklah kecil. Novel berjudul "Max Havelaar" yang pertama kali diterbitkan pada 1860, membuka mata dunia tentang busuknya kolonialisme di Hindia Belanda. Ide-ide itu, menginspirasi tokoh-tokoh pendiri bangsa, seperti Sukarno, untuk memerdekakan Indonesia.

Tidak heran kalau, cukup banyak wisatawan yang berupaya mencari tahu profil Multatuli. Mereka datang Museum Multatuli, untuk mendapatkan informasi lengkap sepak terjang Multatuli selama bertugas dan tinggal di Rangkasbitung pada Januari hingga Maret 1856.

Menurut Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, sejak diresmikan pada Mei 2017, Museum Multatuli sudah dikunjungi, setidaknya  57.945 wisatawan lokal dan 250 wisatawan mancanegara sudah mengunjungi museum ini.

"Ini sejalan dengan konsentrasi kami terhadap pengembangan pariwisata," kata Iti saat menghadiri acara di Museum Multatuli, Kamis (21/2).