Kasus dan korban Covid-19 melonjak, mengapa masih ada orang tidak percaya Covid-19?

Tidak adanya pengalaman langsung di lingkungan terdekat, membuat kemungkinan individu untuk tidak percaya dengan Covid-19 akan tinggi.

Ilustrasi pemakaman jenazah menggunakan protokol Covid-19. Alinea.id/Oky Diaz

Pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama 16 bulan tercatat telah menginfeksi 2,78 juta orang di Indonesia hingga Jumat (16/7). Dari jumlah tersebut, sebanyak 71.397 meninggal dunia, 504.915 kasus aktif, dan 2,2 juta orang dinyatakan telah sembuh.

Meski telah berjalan lama dan menimbulkan banyak korban jiwa, masih ada masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19. Beberapa di antaranya bahkan lantang bersuara Covid-19 merupakan hasil konspirasi.

Lantas, mengapa masih banyak orang tidak percaya dengan Covid-19?

Psikolog Klinis Bale Psikologi Ratih Damanyanti mengatakan, ada banyak faktor yang membuat seseorang tidak percaya dengan adanya Covid-19, meskipun telah banyak korban berjatuhan dari pandemi ini.

"Orang tidak percaya Covid-19 bisa karena si individu tidak memiliki orang terdekat yang juga penderita atau tenaga kesehatan, atau penyintas Covid-19," kata Ratih saat dihubungi Alinea.id, Sabtu (17/7).