Banyak yang tumbang, empati pada nakes harus dibangun
Jangan sampai insentif tenaga kesehatan Covid-19 ditunda, beban kerja berlebihan dan minim APD.
Pemerintah dan masyarakat harus berempati kepada tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas dalam penanganan Covid-19. Sebab, merekalah yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.
"Pastikan semua hak mereka terpenuhi, baik menyangkut perlindungan dan keamanan diri, kesehatan, jam kerja hingga soal insentif yang telah dijanjikan," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher dalam keterangan tertulis, Minggu (26/06).
Menurut Netty, empati kepada nakes harus dibangun seiring lonjakan kasus Covid-19 yang menyebabkan mereka mengalami kelelahan, minim istirahat, terpapar Covid-19, meninggal dan bahkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pasien atau keluarga pasien.
"Pemerintah harus surplus empati pada kondisi yang tengah dihadapi tenaga kesehatan. Jangan sampai ada kebijakan yang tidak pro nakes, seperti penundaan insentif, waktu dan beban kerja yang berlebihan, APD minim serta kurangnya suplai obat-obatan dan alkes. Kondisi itu menyulitkan nakes dalam menjalankan tugasnya dan menjadi indikasi adanya defisit empati," ujarnya.
Data di LaporCovid-19 menunjukkan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal karena Covid-19 hingga Selasa (22/6/2021) mencapai 974 orang. Sebagian besar nakes meninggal adalah dokter sebanyak 374 orang, perawat 311 orang, bidan 155 orang, disusul beragam profesi nakes lain. Jumlah nakes meninggal dunia pada Mei-Juni ini mengalami kenaikan.
“Meninggalnya satu orang tenaga kesehatan menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan Indonesia dan berimplikasi buruk terhadap penanganan Covid-19. Apalagi saat ini kita menghadapi lonjakan kasus dengan virus varian baru yang lebih ganas dan mudah menular," papar politikus PKS ini.
Perhatian dan empati kepada nakes, kata Netty, juga harus ditunjukkan oleh masyarakat luas. "Tunjukkan empati pada nakes yang sedang berjibaku menangani pasien dengan disiplin prokes di mana saja. Jika masyarakat abai prokes, maka kasus akan terus melonjak dan beban nakes makin bertambah. Padahal nakes juga memiliki keluarga dan kehidupan pribadi yang harus dilindungi. Bersikap santun dan sabar dalam antri pelayanan juga akan sangat membantu tugas nakes," lanjutnya.
Selain itu, kata Netty, insentif terhadap nakes harus segera ditunaikan. "Jangan ditunda-tunda dan terlambat pencairannya. Insentif itu adalah hak mereka yang wajib diberikan. Besarannya belum tentu setimpal dengan pengorbanan waktu, keringat, air mata dan bahkan nyawa dalam membantu penanganan pasien Covid-19," pungkasnya.
Diketahui, angka pertumbuhan kasus positif harian kembali memecahkan rekor baru. Berdasarkan data yang dilansir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Sabtu (26/6), tambahan kasus positif pada sehari terakhir hingga Sabtu (26/6), pukul 12.00 WIB, tembus ke angka 21.095 orang.
Angka tersebut lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang terjadi pada Kamis (24/6) dengan lonjakan yang mencapai 20.574 orang sehari. Sedangkan rekor sebelumnya yang terjadi pada Rabu (23/6), tambahan kasus positif Covid-19 tercatat di angka 15.308 orang sehari.