Mengenal diffuse axonal injury, diderita korban penganiayaan Mario Dandy

Kondisi DAI menjadi salah satu penyebab paling umum kecacatan dan kematian pada orang dewasa.

Cristalino David Ozora (kanan), menderita diffuse axonal injury (DAI) akibat dianiaya anak eselon III Ditjen Pajak Kemenkeu, Mario Dandy Satrio. Twitter/@hateisworthless

Cristalino David Ozora (17) mengalami diffuse axonal injury (DAI) sehingga koma beberapa hari. Kondisi ini timbul akibat tindakan penganiayaan oleh Mario Dandy Satrio (20), anak eselon III Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), pada Senin (20/2). Apa itu DAI?

Secara umum, diffuse axonal injury adalah salah satu jenis cedera otak traumatis dan termasuk kategori cedera kepala berat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, dari seluruh cedera yang menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari di Indonesia, 11,9% di antaranya disebabkan kasus cedera kepala.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan ada lebih dari 1,5 juta kasus cedera otak traumatis yang dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di kalangan anak-anak dan dewasa muda.

Diffuse axonal injury (DAI) utamanya disebabkan kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor, saat berolahraga, kekerasan, hingga jatuh yang tak disengaja. Mengutip Johns Hopkins Medicine, pasien yang didiagnosis DAI mengalami robekan di serabut saraf penghubung panjang otak (akson).

Kerusakan dari otak pada DAI merupakan hasil pergeseran yang terjadi ketika kepala bergerak secara cepat dan paksa, yang bisa terjadi karena kecelakaan kendaraan, jatuh, dan lainnya.