Mengulik sejarah dan musik psikedelik

LSD merupakan zat halusinogen yang populer di kalangan hippie dekade 1960-an hingga 1970-an, yang melahirkan istilah psikedelik.

Psikedelik adalah pengalaman merasakan halusinasi setelah mengonsumsi LSD. /Pixabay.

Pendiri Apple Inc Steve Jobs pernah mengaku mengonsumsi narkotika jenis LSD (lysergyc acid diethylamide) ketika dia masih menjadi mahasiswa pada 1970-an. Pengakuannya itu diungkapkan Jobs kepada Walter Isaacson, penulis buku biografi Steve Jobs (2011).

“Mencoba LSD (lysergyc acid diethylamide) merupakan pengalaman yang berkesan. Salah satu hal penting yang terjadi dalam hidupku,” kata Jobs kepada Isaacson dalam Steve Jobs.

Selain Jobs, pendiri Microsoft Corporation Bill Gates juga mengaku pernah mengonsumsi LSD. Dia mengatakan hal itu dalam wawancaranya dengan majalah Playboy pada 1994. Namun, seperti yang dilansir dari laman Bussiness Insider edisi 15 Februari 2017, skrip wawancara dengan Gates tersebut telah ditarik Playboy.

LSD sendiri merupakan zat halusinogen yang populer di kalangan hippie dekade 1960-an hingga 1970-an. Dalam bukunya Sixties Rock: Garage, Psychedelic, and Other Satisfaction, Michael Hicks menyebut, LSD pertama kali ditemukan pada 1938 oleh Albert Hoffman. Obat ini awalnya dimanfaatkan untuk penelitian kesehatan mental. Penggunaannya untuk kepentingan kesehatan baru dimulai pada 1940-an.

Jesse Jarnow pernah menulis artikel berjudul “LSD now: How the psychedelic rennaisance changed acid” di Rolling Stone edisi Oktober 2016. Dia menulis, pada akhir 1950-an, LSD keluar dari laboratorium, terapis, dan militer ke kantung gerakan kebudayaan tandingan di Amerika Serikat.