Menyoal sulitnya generasi milenial membeli rumah

Generasi milenial terganjal berbagai kondisi untuk mendapatkan rumah.

Ilustrasi desain perumahan yang diinginkan generasi milenial. Unsplash

Perusahaan pengembang perumahan, PT Modernland Realty merilis hunian tapak tipe studio di kawasan Cilejit, Tangerang, Banten yang dibanderol mulai Rp150 juta. Rumah tersebut bertipe 13/60. Tipe di atas itu, yakni 23/60 dan 28/60 dibanderol lebih mahal.

Modernland Realty mengincar pasar milenial yang menurut sensus BPS jumlahnya mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87% dari total populasi Indonesia 270,2 juta jiwa.

Di sisi lain, milenial menghadapi dilema dalam membeli rumah. Kenaikan harga properti tak sebanding dengan kenaikan gaji, meskipun rumah tipe studio bisa menjadi solusi. Selain itu, para milenial menghadapi ancaman menjadi generasi sandwich yang harus menopang kebutuhan hidup generasi di atas dan di bawahnya.

Situs worth.com menulis, fenomena milenial tak bisa membeli rumah terjadi di Amerika. Namun, tampaknya semua orang terobsesi dengan mengklaim milenium dan Gen Z tidak ingin memiliki rumah. Mereka disebut senang tinggal di apartemen perkotaan dengan harga mahal, meraih latte, mengendarai skuter listrik, dan berkeliaran di sekitar area yang bisa digunakan untuk jalan-jalan. 

Di balik itu semua, yang sebenarnya terjadi adalah milenial ingin memiliki rumah, namun tidak mampu membelinya.