Noken, penopang kehidupan rumah tangga Papua

Bagi perempuan Papua, noken adalah kehidupan itu sendiri karena tidak mudah untuk memproduksi sebuah noken.

Noken menjadi barang penting bagi perempuan-perempuan Papua yang menopang kehidupan rumah tangga /Shutterstock

Helena Kobogau terus mengenang bagaimana ia digendong mamanya dalam noken. Bagi perempuan asal Timika ini, noken adalah kehidupan itu sendiri karena tidak mudah untuk memproduksi sebuah noken.

“Saya dilahirkan dan dibesarkan di dalam noken. Saat bayi, saya diisi di dalam noken. Saya benar-benar merasakan noken ini memberikan kehidupan pada saya secara pribadi,” jelas Helena di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/7).

Sementara Ambrosius Mulait bisa sampai dan berkuliah di Jakarta karena noken mamanya. Ambrosius bercerita, dulu ia ingin kuliah di Jakarta, tetapi angan-angannya kelihatan sulit tercapai lantaran tak punya persiapan untuk kuliah. “Saya sudah siapkan noken sepuluh. Jadi kalau kami jual, pasti kau bisa berangkat,” kenang pria asal Wamena ini menirukan mamanya.

Noken adalah tas rajutan khas mama-mama Papua yang berasal dari kulit kayu, bunga anggrek, anyaman daun pandan, dan berbagai bahan dari alam yang bisa didapatkan di Papua. Noken biasanya disampirkan di kepala perempuan Papua.

Badan PBB yang mengurusi kebudayaan, UNESCO telah mengakui jika noken adalah warisan budaya dunia tak benda pada tahun 2012. Sehari-hari, noken digunakan untuk membawa barang hasil bumi seperti buah, sayur, dan umbi-umbian untuk dijual ke pasar, atau sebaliknya, yakni untuk berbelanja.