Art Jog MMXIX: Cermin pembelajaran untuk lebih peduli lingkungan

Karya-karya yang dihadirkan di Art Jog MMXIX relevan dengan situasi mutakhir lingkungan kita. 

Pengunjung melintas di depan seni instalasi “Daun Khatulistiwa (Domus Frosiquilo)” karya Teguh Ostenrik dalam pameran seni rupa Art Jog MMXIX yang berlangsung pada 25 Juli-25 Agustus 2019. Alinea.id/Robertus Rony Setiawan

Di sudut ruang pamer lantai tiga gedung Jogja National Museum, Yogyakarta, pengunjung terpana cukup lama. Pandangan mereka terpaku pada dinding sekeliling yang ditumbuhi lumut kehijauan. Pada beberapa titik di dinding itu, mencuat pipa-pipa kecil yang meneteskan air.

Salah satu karya dalam pameran seni rupa Art Jog MMXIX itu bertajuk “Kroraj Lirtuaria”. Sang seniman Syaiful Aulia Garibaldi, menyebut judul karya seninya berarti garis batas air. 

Menganggit karyanya dari lembaran fiberglass, Syaiful menyulap ruang instalasi menyerupai talud, dinding penahan untuk menjaga kestabilan tanah.

Di ruangan lain, tumpukan ranting kayu kering dengan tinggi sekitar empat meter disusun membentuk pusaran berlapis. Pengunjung yang hendak memasuki celah di antara tumpukan ranting yang membentuk pusaran itu, mesti berjingkat perlahan. Pasalnya, lebar celah tak lebih dari semeter. Satu-dua tumbuhan semak terpasang mencuat di sela-sela tumpukan ranting di dalamnya.